Senin, 07 Juli 2014

CERBUNG ,, SAAT AKU BERTEMU DENGANNYA #PART2

Kringg..Kring..Kring...
Bel masuk sudah berbunyi. "Oh tidak MOS lagi ini baru satu hari, gimana dua hari berikutnya oh tuhan" kataku (dalam hati). "Bel sudah berbunyi cepet sana balik ke lapangan nanti kalau telat kena hukum lagi" kata Kak Rendy sambil sedikit ngeledek. "Ya sudah Kak aku balik dulu ya ke lapangan nanti bisa-bisa lebih dari di hukum di sihir malah sama si nenek lampir itu" kataku sambil sedikit kesal. Saat aku beranjak dari kursi tiba-tiba Kak Rendy berkata "tunggu, ini topi unyunya ketinggalan" sambil sedikit meledek. Ya gimana gak ngeledek topinya aja dari bola hi..hi..hi..hi. Aku langsung menoleh dan melihat matanya dan aku berkata (dalam hati) "Oh tuhan matanya sungguh indah bersinar terang sekali membuat aku merasa sangat nyaman sungguh ganteng cowok ini". "Helloo,, kok ngelamun lagi?? ada yang salah?" tiba-tiba Kak Rendy sudah ada di hadapanku. Dan kini aku dan dia saling berhadapan. Memang sih dia itu tinggi sedangkan aku tinggi enggak pendek enggak setengah-setangah aja deh hi..hi..hi..hi. "Enggak kok Kak, Kakak kok ganteng banget?" kataku keceplosan sambil langsung nutup mulut. Sambil sedikit heran dengan alis diangkat Kak Rendy berkata "ganteng? siapa yang ganteng?". "Ehh.. Kak aku balik dulu ya Kak ntar takut kena hukum lagi" kataku ngeles sambil ninggalin Kak Rendy.

"Hitung mulai dari kelompok pertama setiap ada kesalahan langsung push up lima kali". "Huhhh suara itu lagi enak banget kalau nyuruh coba aja aku yang jadi Kakak senior" kataku mengoceh dalam hati sambil mulut berkomat-kamit. "Ngapain mulutnya kayak gitu? mau ngeledek?". OMG suara itu tiba-tiba terdengar dari belakang telingaku. Aku langsung menoleh sambil menggigit bibir "Enggakk kok Kak bibirku gatel" kataku sambil muka ketakutan. "Awas aja kalau berani macem-macem" kata Kak Laras sambil menunjukkan jari kepadaku. "Kelompok kelinci hitung dimulai dari sekarang" kata Kak Mirna. "Habis ini giliranku kalau sampai salah bisa di hukum lagi sama si nenek lampir" kataku (dalam hati) sambil sedikit cemas. Tiba-tiba mataku melihat ke arah bangku ternyata cowok itu lagi "kenapa ya setiap aku gelisah dia selalu ada?" kataku (dalam hati) sambil tersenyum kearahnya. "Ehem..selanjutnya?" kata Kak Mirna sambil melihat aku dengan heran. Tiba-tiba aku mendengar suara itu dan aku langsung menjawab dengan keras "lima belas". Ha..ha..ha..ha..ha semua murid tertawa aku juga tidak tau apa yang mereka tertawakan bahkan aku juga ikut tertawa sendiri. Tiba-tiba nenek lampir itu langsung melihat ke arahku dan dia menghampiri aku dan berkata "Hee.. anak kecil habis tiga belas lima belas ya?". Semua murid tertawa dan aku baru menyadarinya apa yang mereka tertawakan. Aku hanya bisa menundukkan kepala karena sangat malu. "Cepet push up 5 kali" kata Kak Laras dengan wajah galaknya.

Kring..Kring..Kring..
Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun datang juga. Yeeee waktunya pulang. Sorak ku sangat gembira dalam hati. Terik matahari yang panas menemani setiap langkahku menuju rumah. Aku menunggu bus datang di halte. Tidak beberapa lama kemudian bus datang dan aku langsung masuk. Mungkin hari ini masih bisa jadi hari yang baik meskipun di sekolah tidak untuk aku. Cowok itu lagi dia duduk di bangku yang sama saat pagi tadi. Dia tersenyum dan aku langsung menghampirinya. "Hai kak" sambutku kepadanya. "Hai juga" kata dia sambil melihatku. "Boleh duduk di sini gak?" kataku sedikit ragu. Dan dia hanya menjawab dengan senyum itu artinya boleh. Di bus aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan aku dan dia bercakap-cakap, tertawa, bercerita pokonya buat aku hari ini hari terindah. Bus sudah berhenti dan kini saatnya aku turun. Tiba-tiba dia memegang tanganku dan berkata "hati-hati ya kalau pulang sampai ketemu lagi peri kecil" kata Kak Rendy kepadaku sambil tersenyum. Jujur rasanya jantungku berdebar begitu kencang dan rasanya nafas hampir berhenti mendengar Kak Rendy memanggilku "peri kecil". "Neng, jadi turun nggak?" kata kernet bus. "Iya pak sebentar" kataku sambil terus menatap mata Kak Rendy. "Pangeran Marmut aku turun dulu ya" kataku ke Kak Rendy sambil tersenyum senang. Dan Kak Rendy menjawab "Iya hati-hati peri kecil" sambil melambaikan tangan.

Hehehe nenek lampir itu panggilan buat Kak Laras habis galak banget orangnya mangkannya aku panggil nenek lampir :D.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate